Beberapa waktu lalu ada pengalaman yang mengesankan bagi Saya. Pengalaman tersebut adalah saya menyaksikan pawai atau iring-iringan perayaan Khotmil Qur’an. Khotmil Qur’an adalah perayaan kegiatan wisuda bagi santri masjid yang telah selesai mengaji kitab suci Al Qur’an. Kegiatan tersebut berupa mengarak wisudawan keliling desa. Secara umum lebih seperti karnaval yang biasanya diadakan pada saat hari jadi wuatu wilayah. Santri wisudawan-wisudawati di arak berkeliling desa untuk menunjukkan kepada warga bahwa santri tersebut telah selesai menghatamkan/menyelesaikan Al Qur’an. Hal yang menarik adalah santri-santri diarak dengan menaiki bermacam kendaraan hias dan diiringi oleh drum band. Kendaran hiasnya pun bermacam-macam, dari mobil hias, sepeda hias, becak hias, kereta sepeda hias, bahkan dengan kuda. Dari berbagai kendaraan hias yang digunakan, kuda merupakan hal yang menarik perhatian saya karena kuda yang ditunggangi santi tersebut dapat berjoged mengikuti irama musik.
Kuda yang ditunggangii oleh santri yang diarak biasanya disebut Kuda Joged (Dancing Horse) atau dalam istilah setempat disebut Jaran Joged. Sebenarnya Keberadaan jaran Joged cukup lama, sejak saya kecil juga sudah ada. Namun beberapa tahun terakhir keberadaanya tidak begitu terlihat.
Kuda Joged sendiri merupak Kuda seperti kuda biasa pada umumnya, namun ia dilatih oleh pemiliknya untuk bisa berjoged ketika mendengarkan musik tertentu. Kuda ini mememang dipersiapkan untuk tujuan hiburan dan bisa untuk acara semacam pawai atau karnaval. Kuda joged selalu dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat ketika pawai Khotmil Qur’an. Gerakannya yang terlihat gagah, tapi mengikuti irama memberikan kesan tidak biasa. Kemudian jingkrak- jingkrak, gelengan kepala, dan naik-turun badanya membuat kuda joged terlihat indah dilihat. Ditambah lagi penunggang kuda (Santri yang diarak) ikut berjoged diatas kuda. Tidak jarang penunggang kuda melepaskan kemudi kuda untuk berjoged. Tentu hal tersebut menggundang decak kagun penonton.
Kuda joged bisanya dimiliki oleh kelompok pertunjukkan kuda joged. Dalam satu kelompok kuda joged paling sedikit terdiri dari 2 kuda joged dan pawangnya serta rombongan pengiring musik. Iringan musik kuda joged berupa orgen, kendang tabuh, kecekan, rebana, gong kecil, dan simbal. Alat-alat musik tersebut digendong oleh rombongan pengiring dan memainkanya saat arak-arakan.
Dalam kuda joged juga terdapat rumor mistis. Karena sebelum pertunjukkan baik kuda maupun penunggang diberikan makanan berupa permen karet. Konon permen karet tersebut yang membuat kuda dan penunggang pasti akan berjoged ketika mendengarkan alunan musik dari pengiring. Memang ketika arak-arakan Khotmil Qur’an di Desa Arjowinangun, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen lalu terlihat bahwa baik kuda maupun penunggang selalu berjoged ketika diperdengarkan musik oleh pengiring. Meskipun hampir sepanjang perjalanan berjoged tidak terlihat keletihan di keduanya. Santri yang biasanya pemalu atau takut terhadapa kuda, ketiak telah memakan permen karet yang diberikan pawang sekonyong-konyong menjadi tidak malu lagi dan tampil berani.
Kuda Joged menjadi hiburan tersendiri bagi warga masyarakat. Selain sebagai pertunjukan yang indah untuk ditonton, juga sebagai ajang untuk berjoged ria. Ya alunan musik yang dimainkan oleh pengiring membuat muda-mudi juga ikut berjoged menemani kuda dan penunanggang.
Satu lagi kebudayaan indonesia yang begitu indah. Semoga Kebudayaan ini dapat terus ada dan dapat dinikmati.
Berikut ini tampilan video sekilas kuda joged saat arak-arakan,

No comments:
Post a Comment